Sabtu, 30 November 2013

PERANAN DAN MANFAAT ETIKA BISNIS DI BIDANG PEMASARAN, KEUANGAN SERTA TEKNOLOGI DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

PERANAN DAN MANFAAT ETIKA BISNIS DI BIDANG PEMASARAN, KEUANGAN SERTA TEKNOLOGI DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya, penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Etika bisnis adalah perwujudan dari nilai-nilai moral. Hal ini disadari oleh sebagian besar pelaku usaha, karena mereka akan berhasil dalam usaha bisnisnya jika mengindahkan prinsip-prinsip etika bisnis. Jadi penegakan etika bisnis penting artinya dalam menegakkan iklim persaingan usaha sehat yang kondusif. Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Di Indonesia, penegakan etika bisnis dalam persaingan bisnis semakin berat. Kondisi ini semakin sulit dan kompleks, karena banyaknya pelanggaran terhadap etika bisnis oleh para pelaku bisnis itu sendiri, sedangkan pelanggaran etika bisnis tersebut tidak dapat diselesaikan melalui hukum karena sifatnya yang tidak terikat menurut hukum. Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak produsen dan konsumen. Indikator dari persaingan yang sehat adalah tersedianya banyak produsen, harga pasar yang terbentuk antara permintaan dan penawaran pasar, dan peluang yang sama dari setiap usaha dalam bidang industri dan perdagangan. Adanya persaingan yang sehat akan menguntungkan semua pihak termasuk konsumen dan pengusaha kecil, dan produsan sendiri, karena akan menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha tertentu. Tanpa kepastian hukum, maka mekanisme pasar akan terancam. Adanya hukum yang pasti akan memelihara ketertiban dan menjamin transparasi pasar. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji relevansi etika bisnis dengan persaingan usaha di Indonesia. Terdapat hubungan yang erat antara etika bisnis dan persaingan usaha. Terdapatnya aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang sehat. Dalam bisnis, terdapat bersaingan yang ketat, yang terkadang menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan usaha dan memenangkan persaingan. Etika bisnis merupakan aspek penting dalam membangun hubungan bisnis dengan pihak lain. Sukses atau gagalnya suatu bisnis sangat ditentukan oleh etika bisnis seseorang. Etika bisnis yang baik juga dapat membangun komunikasi yang lebih baik dan mengembangkan sikap saling percaya antarsesama pebisnis. Ada dua hal yang harus Anda perhatikan dalam berbisnis. Yang pertama adalah memerhatikan kepentingan dan menjaga perasaan orang lain. Yang kedua adalah mencegah terjadinya salah paham dengan orang lain, karena masing-masing budaya atau negara mempunyai etika bisnis yang berbeda. Meski begitu, terdapat beberapa etika yang berlaku umum. Perilaku dan sikap Anda bisa mencerminkan tentang diri Anda. Perilaku juga mencerminkan watak Anda sehingga ada beberapa hal yang harus dihindari. Perilaku yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak disiplin, dan tidak bisa dipercaya, dapat membuat bisnis tidak berkembang. Etika bisnis yang tepat dapat membangkitkan sifat-sifat yang positif. Tunjukkan sifat positif Anda. Misalnya, Anda perlu tahu kapan harus menunjukkan perhatian dan belas kasih tanpa menjadi emosional. Tanamkanlah rasa percaya pada diri sendiri tanpa harus bersifat sombong. Dengan mempelajari etika bisnis, Anda akan menunjukkan bahwa diri Anda memiliki pikiran yang terbuka, sehingga akan membuat Anda dihargai oleh orang lain. Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hokum (Barten, 2000). Menurut (Mustika, 2010) etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena : 1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal. 2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja. 3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga 4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing. Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005). Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah: 1. Pengendalian diri. 2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility). 3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi. 4. Menciptakan persaingan yang sehat. 5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”. 6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) 7. Mampu menyatakan yang benar itu benar. 8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah. 9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama. 10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati. 11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan. Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu : 1. Dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena biaya serendah-rendahnya. 2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain. 3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok. Seorang manusia akan menyelaraskan segala tindak-tanduk dan tingkah laku menurut etika yang berlaku di lingkup dia bertempat tinggal dan atau bekerja. Tidak ada satupun manusia yang dapat hidup sebebas-bebasnya karena manusia hidup dalam suatu konstelasi tingkahlaku standar, religi, norma, nilai moralitas, dan hukum yang mengatur bagaimana seseorang harus bertindak dan mengendalikan semangat kebebasan (freedom) serta tunduk terhadap etika yang disepakati secara luas. Standar moral yang dikenakan atas orang per orang dianggap menghalangi kebebasan individu (Lukes, 1973). Menurut paham sosialis, kebebasan dianggap sebagai pemerataan pembagian kekuasaan dan tentunya juga kebebasan. Istilahnya, kebebasan tanpa kesetaraan adalah serupa dengan penjajahan oleh mereka yang berkuasa. Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah, baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat aturan-aturan moral yang dibuat untuk dipatuhi guna kelangsungan hidup suatu perusahaan agar dapat berjalan dengan semestinya sesuai dengan yang telah diharapkan.   Peran etika bisnis bagi perusahaan : • Nilai-nilai Perusahaan Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi perusahaan. Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan letak geografis dari masing-masing perusahaan. Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah terpercaya, adil dan jujur. • Pedoman Perilaku Pedoman perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua karyawan perusahaan; Pedoman perilaku mencakup panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis. • Benturan Kepentingan Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, angggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta karyawan perusahaan; Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya; Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain; Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta; Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam RUPS sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki wewenang pengambilan keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah melaksanakan pedoman perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan. • Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat Negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menerima sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung, dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Donasi oleh perusahaan ataupun pemberian suatu aset perusahaan kepada partai politik atau seorang atau lebih calon anggota badan legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan, donasi untuk amal dapat dibenarkan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. • Kepatuhan terhadap Peraturan Organ perusahaan dan karyawan perusahaan harus melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. • Kerahasiaan Informasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan harus menjaga kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali saham; Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan, serta pemegang saham yang telah mengalihkan sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang saham di perusahaan, kecuali informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan sesuai dengan peraturan perundang undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia milik perusahaan. • Pelaporan terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku Dewan Komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan diproses secara wajar dan tepat waktu; Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap individu yang melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan. Dalam pelaksanannya, Dewan Komisaris dapat memberikan tugas kepada komite yang membidangi pengawasan implementasi GCG. Berikut Manfaat etika bisnis bagi perusahaan dan organisasi : 1. Pengendalian diri 2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan 3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi 4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi 5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan” 6. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan moral 7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adalah benar 8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah 9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama 10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.   CONTOH PERUSAHAAN YANG SUDAH MENERAPKAN ETIKA DALAM BERBISNIS 1. Sebuah perusahaan pengembang di Lampung membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada pihak perusahaan kontraktor tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan spesifikasi bangunan pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik tersebut tahan lama dan tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor telah mematuhi prinsip kejujuran karena telah memenuhi spesifikasi bangunan yang telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang. 2. Sebuah Yayasan Maju Selalu menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp.500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan sekolah ini diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar,sehingga setelah diterima,mereka harus membayarnya. Kemudian pihak sekolah memberikan informasi ini kepada wali murid bahwa pungutan tersebut digunakan untuk biaya pembuatan seragam sekolah yang akan dipakai oleh semua murid pada setiap hari rabu-kamis. Dalam kasus ini Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan mengikuti transparasi. 3. Pada tahun 1990 an, kasus yang masih mudah diingat yaitu Enron. Bahwa Enron adalah perusahaan yang sangat bagus dan pada saat itu perusahaan dapat menikmati booming industri energi dan saat itulah Enron sukses memasok enegrgi ke pangsa pasar yang bergitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi informasi. Dan data yang ada dari skilus bisnisnya, Enron memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring dengan booming indutri energi, akhirnya memosisikan dirinya sebagai energy merchants dan bahkan Enron disebut sebagai ”spark spead” Cerita pada awalnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan yang ada dipasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya Enron meninggalkan prestasi dan reputasinya baik tersebut, karena melakukan penipuan dan penyesatan.. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, Enron kemudian kolaps pada tahun 2001. Globalisasi adalah penyebaran inovasi ekonomi ke seluruh dunia serta penyesuaian- penyesuaian politis dan budaya yang menyertainya. Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan sistem ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya. Etika Bisnis di Era Globalisasi Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi nasional dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama Negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang rendah. Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor asing sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed country lebih mudah dalam mendapatkan barang/jasa yang mereka inginkan. Globalisasi mendorong integrasi internasional misalnya modal finansial dapat diperoleh dalam satu pasar nasional dan digunakan untuk membeli bahan baku di tempat lainnya. Peralatan produksi yang dibeli dari suatu negara ketiga dapat digunakan untuk menghasilkan barang yang kemudian dijual di pasar keempat. Jadi globalisasi meningkatkan peluang yang tersedia bagi suatu perusahaan. Meningkatnya saling ketergantungan antara negara industri, kebutuhan dari negara-negara berkembang, disintegrasi, pembatas aliran uang, informasi dan teknologi antar batas negara memungkinkan globalisasi dan integrasi pasar internasional. Kondisi-kondisi ini mendorong perusahaan-perusahaan global untuk memikirkan secara serius mengenai strategi yang harus diterapkan untuk mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Sering kali strategi tersebut memungkinkan perusahaan untuk lebih hebat, lebih fleksibel dan lebih terfokus dalam menyediakan barang dan jasa yang lebih efektif kepada macam-macam konsumen di dunia. Persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai dimensi, meliputi kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang lancar. Penting juga disadari bahwa standar tersebut tidaklah statis dan tetap, sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari perusahaan dan pekerjanya. Dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang makin meningkat ini, perusahaan yang efektif bersedia melakukan apa yang penting untuk memiliki daya saing strategis. Hanya dengan bersedia menerima tantangan ini, perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya dan para pekerja dapat mempertahankan keahlian mereka. Pasar global adalah pilihan strategis yang menarik bagi perusahaan, akan tetapi bukanlah sumber daya saing satu-satunya. Faktanya untuk banyak perusahaan, yang mampu bersaing dengan sukses di pasar global sekalipun, adalah penting bagi mereka untuk tetap memperhatikan pasar domestik. Dengan demikian, perusahaan di seluruh dunia ditantang untuk menjadi lebih bersaing secarastrategis dalam pasar domestik mereka. Bagaimanapun karena patokan untuk bersaing secara strategis berhubungan dengan standar global,perusahaan yang meningkatkan kemampuan untuk persaingan domestik secara bersamaan ikut pula meningkatkan daya bersaing global mereka.Perusahaan yang bersaing secara strategis telah menyadaribagaimana menerapkan pandangan bersaing yang diperoleh secara lokal (domestik) ke dalam global. Perusahaan–perusahaan ini tidak menekankansatu pemecahan dalam dunia yang bersifat majemuk. Mereka lebih menggunakan pandangan lokal mereka, sehingga dapat secara tepat memodifikasi dan menerapkannya dalam berbagai wilayah di seluruh dunia.Globalisasi bisnis telah mengarahkan baik perusahaan maupunnegara ke dalam spesialisasi, suatu kecenderungan yang baik untuk semua orang, suatu perusahaan yang memanfaatkan 100% sumber-sumbernya, manusia dan bahan baku, sedikit industri dalam suatu negara yang telah menjadi spesialis.. Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu: 1. Sistematik Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi. 2. Korporasi Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan. 3. Individu Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.   ETIKA BISNIS DI BIDANG PEMASARAN Definisi Konsep Pemasaran : Falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakansalah satu syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Tahapan-tahapan dalam Manajemen Pemasaran : 1. Tahap orientasi Produksi :  Tujuan dan perencanaan perusahaan ditentukan oleh Bagian Produksi  Tugas Bagian Penjualan hanya menjual dan mengkoordinasikan tenaga penjual  Harga produk sudah ditentukan oleh Bagian Produksi dan Bagian Keuangan  Konsep yang dianut disebut Konsep Produksi 2. Tahap orientasi Penjualan  Pengukuran keberhasilan perusahaan ditentukan oleh volume penjualan dan bukan laba perusahaan  Konsep yang dianut disebut Konsep Penjualan Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan. Tujuan Promosi di antaranya adalah: 1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial 2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit 3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan 4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar 5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing 6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.   Etika Pemasaran dalam konteks promosi : a) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif. b) Sebagai sarana untuk membangun image positif. c) Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen. d) Selalu berpedoman pada prinsip-prinsip kejujuran. e) Tidak mengecewakan konsumen. Dalam setiap produk harus dilakukan promosi untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali oleh masyarakat dengan harapan kenaikan pada tingkat pemasarannya. Promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi menjadi diketahui oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang mengatur bagaimana cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak melanggar peraturan yang berlaku, etika ini juga diperlukan agar dalam berpromosi tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh tekhnik promosi. Cara-Cara Melakukan Promosi Dengan Etika Bisnis Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengendalian Diri Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. 2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility) Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. 3. Mempertahankan Jati Diri Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. 4. Menciptakan Persaingan yang Sehat Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut. 5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan” Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang. 6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan Negara. 7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait. 8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. 9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi satu. 10. Memelihara Kesepakatan Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. 11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah. ETIKA BISNIS DALAM MANAJEMEN KEUANGAN Manajemen keuangan dalam konteks pembahasan ini adalah berhubungan dengan penganggaran. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa mendatang. Anggaran berkaitan dengan manajemen keuangan yang berkaitan dengan waktu realisasi, maka biasanya disebut dengan rencana keuangan (budgetting). Rencana keuangan adalah rencana keuangan lembaga bisnis yang merupakan terjemahan program kerja lembaga bisnis ke dalam sasaran-sasaran (target) keuangan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu. Penganggaran budgetting merupakan proses yang mencakup : 1. Penyusunan rencana kerja lengkap untuk setiap jenis tingkat kegiatan dan setiap jenis tingkat kegiatan yang ada pada suatu lembaga. 2. Penentuan rencana kerja dalam bentuk mata uang dan kesatuan kuantitatif lainnya, dilakukan melalui sistematika dan logika yang dapat dipertanggungjawabkan. 3. Rencana kerja masing-masing dari setiap kesatuan usaha, satu sama lain atau secara keseluruhan, harus dapat berjalan dengan serasi. 4. Penyusunan rencana kerja perlu adanya partisipasi dari seluruh tingkatan manajemen sehinngga pelaksanaan anggaran merupakan tanggung jawab seluruh anggota manajemen. 5. Anggaran merupakan alat koordinasi yang ampuh bagi Top Manajer dalam mengelola bank, dalam rangka mencapai rencana yang telah ditetapkan. 6. Anggaran merupakan alat pengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana kerja, sekaligus dipakai sebagai alat evaluasi dan penetapan tindak lanjut. 7. Anggaran merupakan alat pengawas dan pengendalian jalannya bisnis. Penganggaran merupakan langkah-langkah yang menjadi dasar bagi penetapan strategi bisnis. Penganggaran merupakan perencanaan strategi unit bisnis, terlebih lagi adalah berkaitan dengan masalah keuangan lembaga bisnis.   Manfaat dan Keuntungan Budgetting : Dengan memahami kaidah-kaidah dasar perencanaan keuangan, pengelola bank dapat menetapkan sasaran pengembangan yang diinginkan, melaksanakan, mengendalikan dan secara tekun dan taat untuk mencapainya. Keuntungan Budgetting yang lebih spesifik antara lain : 1. Merangsang atau memaksa pertimbangan-pertimbangan mengenai kebijakan dasar manajemen. 2. Membutuhkan organisasi yang mantap, pembagian tanggung jawab yang jelas dan tetap pada tiap bagian manajemen. 3. Mendorong anggota manajemen untuk ikut serta dalam penetapan tujuan bersama dan tempat untuk komunikasi berkala antar pengurus. 4. Mendorong semua bagian manajemen untuk membuat rencana yang sesuai dengan bagian lain. 5. Mengharuskan untuk pemakaian tenaga kerja, fasilitas dan modal yang paling ekonomis. Kaidah Dasar Perencanaan : Sebagaimana kaidah umum yang berlaku, sasaran perencanaan keuangan perlu memperhatikan dan mengindahkan nilai-nilai sebagai berikut : 1. Sesuai kemampuan (Realistis) Dalam merencanakan harus didasarkan pada kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, sehingga sasaran yang ditetapkan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. 2. Dirumuskan dengan jelas Sasaran perlu dirumuskan dengan jelas, sehingga pelaksanaan dan pengendaliannya akan menjadi lebih mudah. 3. Dapat diukur hasilnya Sasaran yang ditetapkan akan menjadi acuan tindakan pelaksanaan dan pengendaliannya dari waktu ke waktu, sehingga ukurannya dibuat dalam kuantitatif 4. Ada kerangka waktu yang jelas Mengukur hasil atau pencapaian hasil suatu usaha akan terikat pada jumlah dan waktu. Pembatasan Penganggaran melibatkan waktu yang akan datang, sehingga diperlukan batasan-batasan atau asumsi : 1. Budgetting didasarkan pada taksiran-taksiran (estimasi) 2. Budgetting harus disesuaikan terhadap perkembangan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi. 3. Budgetting tidak menggantikan manajemen dan administrasi tetapi merupakan alat bantu untuk pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. 4. Realisasi Budgetting tidak akan terjadi secara otomatis, tetapi membutuhkan usaha dan keras untuk mencapainya. Sumber dan Alat Bantu Budgetting Sumber-sumber data tersebut terdiri dari : 1. Laporan keuangan periode lalu 2. Data riset pasar mengenai potensi funding dan financing 3. Permohonan pembiayaan yang akan direalisasikan untuk periode mendatang 4. Rencana angsuran pembiayaan 5. Rencana pengeluaran biaya periode berikutnya 6. Kebijakan yang telah disepakati bersama 7. Asumsi-asumsi dalam penetapan cash in dan cash out sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati Sedangkan alat bantu yang sederhana yang digunakan untuk melakukan Budgetting adalah Aliran Kas (cash flow) yaitu suatu format keuangan yang mengilustrasikan target-target mengenai mengalirnya dana masuk (cash in) dan dana keluar (cash out) serta saldo kas pada suatu periode tertentu.   ETIKA BISNIS DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI Dalam era kini, informasi dipandang sebagai aset atau sumber yang setara dengan sumber-sumber lain dan juga mempunyai kekhususan persoalan dan pengelolaannya, sehingga diperlukan suatu manajemen khusus yaitu sistem manajemen informasi dengan pengelolanya yang khusus yaitu manajer informasi atau Chief Information Officer (CIO). Sebagai manajer jelas harus mengetahui etika manajemen. Aspek keuangan merupakan suatu aspek yang yang sangat sensitif, demikian juga dengan aspek informasi. Dengan demikian hak dan tanggung jawab manajer mengisyaratkan bahwa syarat manajer harus “beretika (bermoral) tinggi dan kuat”. Sebagai seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab untuk mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di tempat kerja. Kita mempunyai tanggung jawab manajerial. Kita harus menerima tanggung jawab secara etis seiring dengan aktivitas pekerjaan. Hal itu termasuk melaksanakan peran kita dengan baik sebagai suatu sumber daya manusia yang penting di dalam sistem bisnis dalam organisasi. Sebagai seorang manajer atau pebisnis profesional, akan jadi tanggung jawab kita untuk membuat keputusan-keputusan tentang aktivitas bisnis dan penggunaan teknologi informasi, yang mungkin mempunyai suatu dimensi etis yang harus dipertimbangkan. Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Karena TI ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik dan buruk, maka mau tak mau berhubungan dengan etika. Merupakan hal yang penting untuk mengetahui bahwa hal yang tidak etis belum tentu ilegal. Jadi, dalam kebanyakan situasi, seseorang atau organisasi yang dihadapkan pada keputusan etika tidak mempertimbangkan apakah melanggar hukum atau tidak. Banyaknya aplikasi dan peningkatan penggunaan TI telah menimbulkan berbagai isu etika, yang dapat dikategorikan dalam empat jenis : 1. Isu privasi: rahasia pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan memonitor e-mail, memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja (kamera tersembunyi). Pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi mengenai berbagai individu/pelanggan dan menjualnya kepada pihak lain untuk tujuan komersial. Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan sejauh mana informasi mengenai diri sendiri dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku untuk individu, kelompok, dan institusi. 2. Isu akurasi: autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta diproses. 3. Isu properti: kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak. Penggandaan/pembajakan perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan merupakan masalah besar bagi para vendor, termasuk juga karya intelektual lainnya seperti musik dan film. 4. Isu aksesibilitas: hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi. Aplikasi Teknologi Informasi Dalam Bidang Bisnis Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi Informasi merupakan sesuatu yang patut kita syukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya. Namun, tidak semua kemajuan yang telah dicapai tersebut membawa dampak positif. Diantara kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata dapat membawa dampak negatif bagi manusia. Dibawah ini akan dipaparkan dampak positif (keuntungan) dan negatif (kerugian) dari penggunaan Teknologi Informasi. Keuntungan dari penggunaan Teknologi Informasi : 1. Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara suatu tempat dan tempat yang lain. 2. Semakin maraknya penggunaan Teknologi Informasi akan semakin membuka lapangan pekerjaan. 3. Bisnis yang berbasis Teknologi Informasi atau yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah transaksi-traansaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan 4. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan.   Kerugian dari penggunaan Teknologi Informasi : 1. Dengan pesatnya teknologi informasi baik di internet maupun media lainnya membuat peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, maupun kekerasan semakin mudah. 2. Dengan mudahnya melakukan transaksi di internet menyebabkan akan semakin memudahkan pula transaksi yang dilarang seperti transaksi barang selundupan atau transaksi narkoba. Etika dalam Teknologi Informasi Seperti yang kita ketahui perkembangan dunia IT berlangsung sangat cepat. Dengan pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia. Banyak hal yang menggiurkan manusia untuk dapat sukses dalam bidang it tetapi tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan. Banyak ahli telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia. Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupannya. Masalah etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem informasi. Masalah ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986 (Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi, property, dan akses. 1. Privasi, menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan denganemail pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya. 2. Akurasi, terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dam bahkan membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan. 3. Properti, Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret). 4. Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih hidup penciptanya ditambah 70 tahun. 5. Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun. 6. Rahasia Perdagangan. Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual. 7. Akses. Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak.   CONTOH-CONTOH KASUS ETIKA DALAM BERBISNIS 1. Melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan eksploitasi gas PT. Lapindo Brantas. 2. Obat antinyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang penggunaannya sejak tahun 2004. Dalam kasus Lapindo, bencana memaksa penduduk harus ke rumah sakit. Perusahaan pun terkesan lebih mengutamakan penyelamatan aset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan sosial yang ditimbulkan. Pada kasus HIT, meski perusahaan pembuat sudah meminta maaf dan berjanji akan menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise. Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker itu terkesan tidak sungguh-sungguh dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran. 3. Kondisi lain adalah adanya kondisi masyarakat papua yang masih terbelakang, sementara hasil kekayaan yang dimiliki wilayah tersebut diambil oleh PT. FREEPORT tanpa meningkatkan kesejahterahaan masyarakat sekitarnya. 4. Atas kasus-kasus itu, perusahaan-perusahaan tersebut terkesan melarikan diri dari tanggung jawab.Sebelumnya, kita semua dikejutkan dengan pemakaian formalin pada pembuatan tahu dan pengawetan ikan laut serta pembuatan terasi dengan bahan yang sudah berbelatung.

Kamis, 17 Oktober 2013

Perusahaan yang Pernah Berbuat Salah

Nama:Rahadiansyah Npm :15210545 Kelas :4EA04 Tugas Softskil Etika Bisnis Perusahaan yang Pernah Berbuat Salah PT Unilever, Khususnya Produk Sampo Lifebuoy 1.Kesalahannya : Sampo Lifebuoy mengandung bahan berbahaya yaitu formalin dengan kadar 0.04%. 2.Cara Perusahaan Memperbaikinya dengan melakukan inovasi baru,yaitu dengan cara melakukan perubahan komposisi bahan baku dengan cara menghilangkan bahan-bahan yang mengandung formalin dan menambahkan bahan yang mengandung zat-zat yang baik untuk kesehatan rambut. 3.Dampak setelah perbaikan untuk perusahaan : 1.Perusahaan mengalami kemajuan dalam tingkat produksi 2.Nama baik perusahaan kembali terjaga 3.Mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat (konsumen) 4.Dampak setelah perbaikan untuk masyarakat : 1.masyarakat kembali percaya dengan produk sampo Lifebuoy 2.masyarakat akan lebih menggunakannya karena harganya dianggap lebih efisien dari pada sampo merk lain

Rabu, 09 Oktober 2013

Peranan Perusahaan dalam Kegiatan Corporate Social Responsibilty

Peranan Perusahaan dalam Kegiatan Corporate Social Responsibilty Nama :Rahadiansyah Npm :15210545 Kelas :4EA04 Tugas Softskill Etika Bisnis peranan perusahaan dalam kegiatan CSR? CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSRtimbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Program – Program CSR PT. Timah tbk 1.Dalam Bidang Pendidikan KEPEDULIAN PT Timah (Persero) Tbk terhadap perkembangan dunia pendidikan di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung sangatlah tinggi. Kali ini dalam pembuatan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Timah Tbk membangun SMKN 5 Kesehatan dan Farmasi yang berlokasi di belakang RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang. Pembangunan SMKN 5 Kesehatan Dan Farmasi tersebut, ditandai dengan pengecoran pertama oleh Direktur Utama PT Timah Tbk (persero) Wachid Usman bersama Walikota Pangkalpinang H. Zulkarnain Karim dan Wakil Walikota Pangkalpinang H. Malikul Amjad, Selasa (13/9) Rencananya sekolah SMKN 5 Kesehatan dan Farmasi bantuan PT Timah (persero)Tbk tersebut terdiri dari Gedung kantor, Perpustakaan, Laboratorium, Kelas, Asrama Siswa, Rumah Tunggu Pasien dan Lapangan olah raga. Direktur Utama PT Timah (persero) Tbk Wachid Usman pada kesempatan tersebut menegaskan pihaknya bersyukur dapat melaksanakan kegiatan tersebut acara ini adalah salah satu kegiatan PT Timah (persero)Tbk. 2.Dalam Bidang Kesehatan Melaksanakan Kegiatan Sunat masal bagi anak-anak masyarakat pangkalpinang dan melakukan kegiatan Donor Darah diselenggarakan secara rutin, bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia. Kegiatan diikuti oleh manajemen dan karyawan PT. Timah tbk di Pangkalpinang Bangka Belitung. 3.Dalam Bidang Lingkungan Hidup Pada tahun 2012 PT.Timah tbk bekerjasama dengan pemerintah Bangka Belitung dalam program penghijauan menyumbangkan 3.000 pohon sengon untuk menghijaukan kembali area bekas pertambangan Timah bangka belitung.

Kamis, 30 Mei 2013

tugas softskill 30 mei

Nama :Rahadiansyah Npm :15210545 Kelas :3ea04 LAPORAN (FORMAL DAN INFORMAL) Laporan adalah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang atau kelompok orang setelah menyelesaikan tugas yang diberikan. Laporan berfungsi sebagai: 1) alat pertanggungjawaban secara tertulis, 2) alat pendokumentasian data, 3) alat studi banding, 4) alat pengambilan keputusan, dan 5) melatih berpikir sistematis. A. Laporan Formal Laporan formal terdiri dari: 1. Bagian Pendahuluan Bagian pendahuluan terdiri dari: a. Halaman judul: judul, maksud dan tujuan penulisan identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, tahun. b. Halaman pengesahan (jika perlu) c. Halaman motto/ semboyan (jika perlu) d. Halaman persembahan (jika perlu) e. Kata pengantar f. Daftar isi g. Daftar tabel (jika ada) h. Daftar gambar (jika ada) i. Daftar grafik (jika ada) j. Abstrak (berisi uraian singkat mengenai isi laporan) 2. Bagian Isi Uraian singkat tentang bagian ini: a. Bab I: Pendahuluan 1) Latar belakang 2) Identifikasi masalah 3) Pembatasan masalah/ ruang lingkup penelitian 4) Rumusan masalah 5) Tujuan dan manfaat b. Bab II: Kajian pustaka c. Bab III: Metode penelitian d. Bab IV: Pembahasan e. Bab V: Penutup 3. Bagian Penutup a. Daftar pustaka b. Daftar lampiran c. Indeks atau daftar istilah B. Laporan Informal 1. Laporan kunjungan, berisi: a. Judul laporan b. Tujuan c. Waktu pelaksanaan d. Hasil yang diperoleh 2. Laporan percobaan, berisi: a. Judul percobaan b. Pelaksanaan (waktu dan tempat) c. Urusan kerja d. Data yang diperoleh e. Kesimpulan 3. Laporan diskusi, berisi: a. Topik b. Moderator c. Penyaji d. Jumlah peserta e. Masalah yang dibicarakan f. Pemecahan masalah g. Kesimpulan jenis-jenis karya ilmiah: Pengertian Penulisan ilmiah Penulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi yang berasal dari data primer dan / atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Informasi yang berasal dari data primer yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara, pengamatan / observasi. Informasi tersebut dapat juga berasal dari data sekunder yaitu telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (laporan), hasil penalitian, jurnal, majalah maupun buku. Penyusunan penulisan dimaksudkan untuk menyebarkan hasil tulisan dengan tujuan tertentu yang khusus, sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak terlibat dalam kegiatan penulisan tersebut. Sasaran penulisan yang dimaksud adalah untuk masyarakat tertentu seperti ilmuwan, masyarakat luas baik perorangan maupun kelompok dan pemerintah atau lembaga tertentu. Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan pemahaman agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur. 1.Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada. 2.Mempunyai pokok permasalahan yang jelas. 3.Masalah dibatasi, sesempit mungkin. Suatu penulisan dikatakan ilmiah, karena penulisan tersebut adalah sistematik, generalisasi, eksplanasi, maupun terkontrol. 1.penulisan ilmiah adalah sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan langkah tertentu seperti : mengidentifikasi masalah, menghubungkan masalah dengan teori tertentu, merumuskan kerangka teoritis / konsepsional, merumuskan hipotesis, menyusun rancangan studi, menentukan pengukurannya, mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat kesimpulan. 2.penulisan ilmiah adalah generalisasi, karena dapat dirumuskan atau diambil suatu kesimpulan umum. 3.penulisan ilmiah adalah eksplanasi, karena menjelaskan suatu keadaan atau fenomena tertentu. 4.penulisan ilmiah terkontrol, karena pada setiap langkahnya terencana dengan baik, mempunyai standar tertentu, dan kesimpulan disusun berdasarkan hasil analisis data. Penulisan ilmiah berupaya mengungkapkan secara jelas dan tepat mengenai masalah yang dikaji, kerangka pemikiran untuk mendekati pemecahan masalah, serta pembahasan hasil maupun implikasinya. Karena itu, penulisan ilmiah harus disusun secara logis dan terperinci berupa uraian toeritis maupun uraian empirik. Jenis-jenis Penulisan Ilmiah Jenis-jenis penulisan ilmiah yang utama ialah esei ilmiah, kertas kerja, laporan kajian, tesis dan disertasi. •Esei ilmiah merujuk karangan ilmiah yang pendek tentang topik atau permasalahan berdasarkan data yang diperolehi melalui rujukan perpustakaan dan / atau kerja lapangan. Penghuraiannya bersifat rasional-empiris dan objektif. •Kertas kerja ialah penulisan ilmiah yang memaparkan sesuatu fakta atau permasalahan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan. Analisis dalam kertas kerja adalah lebih serius serta bersifat rasional-empiris dan objektif. Kertas kerja biasanya ditulis untuk diterbitkan dalam jurnal akademik atau dibentangkan dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, workshop dan sebagainya. •Laporan kajian atau penyelidikan ialah penulisan ilmiah yang menyampaikan maklumat atau fakta tentang sesuatu kepada pihak lain. Penghuraiannya juga bersandarkan kepada metodologi saintifik dan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan. •Tesis ialah penulisan ilmiah yang sifatnya lebih mendalam. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh daripada pengamatan atau penyelidikan sendiri. Penulisan ilmiah ini melibatkan pengujian hipotesis bagi membuktikan kebenaran. •Disertasi ialah penulisan ilmiah tahap tertinggi dalam hierarki pancapaian akademik, yaitu untuk mendapatkan gelaran Doktor Falsafah (Ph.D). Disertasi melibatkan fakta berupa penemuan penulis sendiri berdasarkan metodologi saintifik dan analisis yang terperinci. Prinsip dalam membuat penulisan ilmiah Suatu penulisan ilmiah harus memenuhi dan menggunakan pendekatan atau metoda ilmiah. Pada umumnya, dalam merencanakan suatu penulisan ilmiah mencakup beberapa tahapan seperti : 1.pemilihan masalah penelitian 2.pengumpulan informasi 3.pengorganisasian naskah 4.penulisan naskah Tahapan ini sebaiknya dilakukan secara berurutan, walaupun dapat juga dilakukan bersamaan. 1.Pemilihan topik masalah penelitian Pemilihan dan penentuan masalah penelitian merupakan tahap awal dari suatu penulisan ilmiah. Pemilihan topik masalah sangat menentukan arah kegiatan penulisan ilmiah pada tahap berikutnya. •Sumber Masalah penelitian yang akan digunakan dapat bersumber dari : -penulis sendiri -orang lain, seperti : para ahli, dosen -buku referensi dan bahan bacaan yang telah dibaca oleh penulis Masalah penelitian dapat muncul dari adanya kesenjangan (gaps) antara yang seharusnya (menurut teori, konsep) dengan kenyataan yang terjadi dilapangan (praktek) berupa fakta, seperti :hilangnya informasi sehingga menimbulkan kesenjangan pada pengetahuan, terdapat hasil yang berlawanan dari penerapan teori dengan fakta dilapangan (praktek), terdapat fakta yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. •Keterbatasan Dalam memilih dan menentuan topik masalah, sering ditemukan beberapa keterbatasan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu : -Minat. Masalah yang dipilih sebaiknya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Masalah yang kurang sesuai dengan minat, akan menghambat konsentrasi dan keseriusan dan penyelesaian penulisan ilmiah. -Mampu dilaksanakan, masalah yang akan dipilih harus dapat dilaksanakan denga baik, karena penulis harus mampu menguasai materi, mempunyai waktu yang cukup, mempunyai tenaga pelaksana yang terlatih dan cukup, mempunyai dana yang cukup. -Mudah dilaksanakan, penelitian dapat dilaksanakan karena cukup faktor pendukung seperti data yang tersedia cukup, mendapat izin dari yang berwenang. -Mudah dibuat masalah yang lebih luas, masalah yang telah dipilih sebaiknya dapat dikembangkan lagi sehingga dapat disusun rancangan yang lebih kompleks untuk penelitian berikutnya. -Manfaat, penelitian harus bermanfaat dan dapat digunakan hasilnya oleh orang tertentu atau kelompok masyarakat dalam bidang tertentu. •Pengumpulan informasi Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam penulisan : -Evaluasi instrumen, guna mendapatkan data yang lebih akurat dan konsisten. Instrumen adalah alat bantu penelitian untuk mengumpulkan data. Instrumen harus dapat diformulasikan dan disesuaikan dengan setiap teknik pengumpulan data (seperti tes, kuisioner, wawancara, observasi, dokumentasi). Karena itu, pengujian terhadap instrumen sangat penting dan mutlak dilaksanakan sebelum instrumen tersebut digunakan untuk pengumpulan data. Penulis harus menguji instrument dan mengetahui hasilnya terlebih dahulu, yaitu dengan pengujian keabsahan (validity) dan pengujian keterandalan (reliability). Hasil pengujian keabsahan bermanfaat untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian antara konsep yang akan diteliti dengan uraian dan indicator yang digunakan pada instrumen, sedangkan pengujian keterandalan bermanfaat untuk mengetahui sejauhmmana tingkat ketepatan (akurasi) dan kemantapan (konsistensi) instrumen tersebut. -Evaluasi sumber data. Data yang dikumpulkan dapat berasal dari data primer dan/atau data sekunder. -Pembuatan catatan. •Pengorganisasian naskah Terdapat beberapa prinsip penting untuk menyusun suatu penulisan ilmiah diantaranya: -Pola kronologis, menjelaskan setiap langkah harus dilakukan secrara bertahap dan beraturan. -Pola perbandingan, menyajikan persamaan dan/atau perbedaan antara dua atau lebih dari dua orang, tempat, benda, keadaan. -Pola sebab akibat, menguraikan kejadian atau kekuatan yang dapat menghasilkan sesuatu, menjelaskan bagaimana sesuatu dapat berubah bila kondisinya berbeda. -Pola spasial, mengungkapkan bentuk fisik atau dimensi geografis dari topik masalah, sehingga dapat mengarahkan pembaca melalui topik yang membahas beberapa lokasi. -Pola analisis, adalah suau proses memerinci suatu subjek menjadi bagian dan dapat mengklarifikasinya. Pola-pola tersebut biasanya digunakan secara kombinasi, baik digunakan pada setiap alinea atau untuk keseluruhan isinya. Untuk membagi dan mengklarifikasian isi naskah sangat tergantung pada panjang dan kompleksitas materinya. Judul bab harus dinyatakan secara jelas dan tepat, yang menggambarkan isi bab tersebut dan hubungan dengan penulisan secara keseluruhan. Bagian bab dapat digunakan untuk membagi bab yang panjang dan beragam isinya. •Penulisan naskah Pada umumnya, penulisan ilmiah terdiri atas : -Persiapan naskah, -Naskah pertama. Apabila penulis telah mempunyai cukup informasi dan data untuk merumuskan idea dan menyempurnakan kerangka pemikiran, maka saatnya penulis untuk membuat naskah pertama berupa konsep (draft). Dalam penulisan naskah pertama dipusatkan pada pengembangan idea. Penulis dapat memulai tulisan dari awal hingga akhir secara berurutan -Revisi. Setelah naskah pertama selesai, lakukan pemeriksaaa kembali secara menyeluruh pada materi penulisan. Hal ini dilakukan dengan menyempurnakan yang kurang jelas dan perbedaan pada rangkaian tulisan, gunakan kata yang tepat dan struktur kalimat yang efektif. Upayakan agar setiap alinea hanya mengandung satu gagasan atau pokok bahasan. Revisi dapat dilakukan beberapa kali sehinga menjadi naskah kedua. -Format. Penggunaan format tulisan seringkali berbeda. Namun, pada kenyataannya format mempunyai prinsip yang sama, yaitu : bagian pembuka, bagian isi dan bagian penutup. -Editing. Editing akhir mencakup pemeriksaaan terhadap masalah dan mengaikannya dengan seluruh penulisan terutama pada pembahasan dan kesimpulan. -Koreksi akhir. Koreksi akhir biasanya dilakukan pada hasil cetakan tulisan. Apakah masih terdapat kesalahan cetakan, tata bahasa, pemilihan kata atau penggunaan struktur kalimat? Langkah-langkah Pembuatan Penulisan Ilmiah •Memilih sebuah pokok soal (topik) yang ditulis dengan minat penulis •Mencari sumber yang autoratif •Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik. •Mencari buku-buku, artikel yang membicarakan topik yang telah dipilih dan dibatasi. •Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi suatu garis besar (kerangka karangan). •Menyusun kerangka karangan yang final. •Menulis draft pertama karangan (karangan sementara). Dalam menulis karangan sementara, kutipan, catatan kaki atau catatan akhir hendaknya diletakan pada tempatnya dan ditulis dengan jelas dan tepat. Sistematika Penulisan Ilmiah Hingga saat ini format penyajian penulisan ilmiah belum ada yang baku. Walaupun berbeda dalam format penulisannya, penyajian atau pemaparan suatu penulisan ilmiah tetap sama, yaitu logis dan empiris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris artinya dibahas secara mendalam berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan. Penulisan ilmiah harus berdasarkan kegiatan ilmiah yaitu ada latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kerangka berpikir (konsep), hipotesis (tentative), metode penelitian, analisis dan uji hipotesis. Bentuk laporan Penulisan Ilmiah A.Bagian Awal, terdiri dari : 1.halaman judul, ditulis sesuai dengan cover depan sesuai aturan yang ada. 2.lembar pernyataan, merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan karya tulis ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain. 3.lembar pengesahan, berisi daftar pembimbing atau guru pembina. Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing. 4.abstraksi, berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan Ilmiah dengan maksimal 1 halaman. 5.halaman kata pengantar, berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan pembuatan penulisan ilmiah. 6.halaman daftar isi, berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan urut nomor halaman. 7.halaman daftar tabel (tentatif). 8.halaman daftar gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta (tentatif). B.Bagian Tengah, terdiri dari : 1.bab pendahuluan, terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain : a.latar belakang masalah, menguraikan alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan. b.rumusan masalah, berisi masalah apa yang terjadi dan merumusan masalah dalam penelitian. c.batasan masalah, memberikan batasan yang jelas dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak dikaji. d.tujuan penelitian, menggambarkan hasil yang bias dicapai dari penelitian dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti. e.metode penelitian, menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data. Jenis-jenis metode penelitian : -studi pustaka : semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal -studi lapangan : data diambil langsung di lokasi penelitian -gabungan : menggunakan gabungan metode studi pustaka dan studi lapangan f.sistematika penulisan, memberikan gambaran umum dari bab ke bab, isi dari penulisan ilmiah. 2.bab landasan teori atau bab tinjauan pustaka, menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya. 3.metode penelitian, menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada. 4.bab analisis data dan pembahasan, membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah. 5.bab kesimpulan dan saran, bab ini bisa terdiri dari kesimpulan saja atau ditambahkan saran. Kesimpulan, berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis yang diperoleh dari penelitian. Saran ditujukan kepada pihak-pihak terkait sehubungan dengan hasil penelitian. C.Bagian Akhir, terdiri dari : 1.daftar pustaka, berisi daftar referensi yang digunakan dalam penulisan. 2.lampiran, penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik atau tabel. Pengertian Skripsi Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Istilah skripsi sebagai tugas akhir sarjana hanya digunakan di Indonesia. Negara lain, seperti Australia menggunakan istilah thesis untuk penyebutan tugas akhir dengan riset untuk jenjang undergraduate (S1), postgraduate (S2), Ph.D. dengan riset (S3) dan disertation untuk tugas riset dengan ukuran yang kecil baik undergraduate (S1) ataupun postgraduate (pascasarjana). Sedangkan di Indonesia skripsi untuk jenjang S1, tesis untuk jenjang S2, dan disertasi untuk jenjang S3. Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh satu atau dua orang pembimbing yang berstatus dosen pada perguruan tinggi tempat mahasiswa kuliah. Untuk penulisan skripsi yang dibimbing oleh dua orang, dikenal istilah Pembimbing I dan Pembimbing II. Biasanya, Pembimbing I memiliki peranan yang lebih dominan bila dibanding dengan Pembimbing II. Proses penyusunan skripsi berbeda-beda antara satu kampus dengan yang lain. Namun umumnya, proses penyusunan skripsi adalah sebagai berikut: • Pengajuan judul skripsi • Pengajuan proposal skripsi • Seminar proposal skripsi • Penelitian • Setelah penulisan dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan hasil karya ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji (sidang tugas akhir). • Mahasiswa yang hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi, melakukan proses revisi sesuai dengan masukan Dosen Penguji. Terdapat juga proses penyusunan skripsi yang cukup ringkas sebagai berikut: • Pengajuan judul skripsi/meminta topik skripsi dari dosen • Penelitian dan bimbingan skripsi • Seminar • Sidang • Revisi KARAKTERISTIK SKRIPSI 1. Merupakan karya ilmiah sehingga harus dihasilkan melalui metode ilmiah. 2. Merupakan laporan tertulis dari hasil penelitian pada salah satu aspek kehidupan masyarakat atau organisasi (untuk ilmu sosial). Hasil penelitian ini dikaji dengan merujuk pada suatu fenomena, teori, atau hasil-hasil penelitian yang relevan yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Defenisi thesis Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis. Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam Ilmu Pendidikan. Defenisi disertasi Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin Ilmu Pendidikan.

Selasa, 30 April 2013

kerangka penulisan ilmiah

tugas softskil SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH, SKRIPSI, DISERTASI, THESIS Nama : Rahadiansyah Npm : 15210545 Kelas : 3ea04 Standar Penulisan Karya Ilmiah – Dalam menyusun karya ilmiah seperti tesis, disertasi dan skripsi ternyata masih banyak kakak dan adik-adik mahasiswa kita mengalami kesulitan. Sehingga sering kali hasil karya ilmiah mereka mengalami perubahan revisi yang lebih dari 2 sampai 3 kali, dan ini tentunya menjadi penghambat bagi mereka untuk wisuda. Berangkat dari hal tersebut, duniabaca.com akan memberikan pedoman penulisan karya ilmiah. Pedoman ini berdasarkan Ketentuan standar penulisan proposal, skirpsi, tesis dan disertasi. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan karya ilmiah diantaranya: 1. Bahasa 2. Format 3. Abstrak 4. Volume 5. Halaman 6. Footnote BAHASA KARYA ILMIAH 1. Proposal, tesis atau disertasi ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, atau Arab yang standar dan benar. 2. Penulisan proposal, tesis atau disertasi dalam bahasa Arab atau Inggris harus mendapat rekomendasi dari Asisten Direktur Bidang Akademik (Asdir. AKA) dan persetujuan dari Direktur Program Pascasarjana. 3. Istilah asing yang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia dicetak miring (italk) disertai penjelasan seperlunya. Pesan Sponsor PENULISAN FORMAT KARYA ILMIAH Format Proposal Proposal tesis atau disertasi harus terdiri dari: 1. Latar Belakang Masalah. Bagian ini mengungkapkan sejarah, atau latar belakang dan segala seluk-beluk persoalan yang berkaitan dengan masalah, baik teoritis maupun gejala empiris yang menjelaskan mengapa masalah itu perlu diteliti; 2. Identifikasi dan Batasan Masalah. Bagian ini merupakan penjelasan tentang kemungkinan-kemungkinan cakupan yang dapat muncul dalam penelitian dengan melakukan identifikasi dan inventarisasi sebanyak-banyaknya kemungkinan yang dapat diduga sebagai masalah. Kemudian dilakukan pembatasan ruang lingkup permasalahan dalam rangka menetapkan batas-batas masalah secara jelas, sehingga mana saja yang masuk dan mana yang tidak masuk dalam masalah yang akan didekati dan dibahas; 3. Rumusan Masalah. Berisi pernyataan secara eksplisit pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan bila batasan masalah belum dapat mencakupnya; 4. Tujuan Penelitian. Tujuan ditekankan pada pengungkapan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan dirujukkan kepada masalah yang telah dibatasi dan/atau dirumuskan; 5. Kegunaan Penelitian. Penjelasan mengenai nilai dan manfaat penelitian, baik dari sisi keilmuan-akademik, maupun dari sisi praktis dan/atau pragmatis; 6. Kerangka Teoritik. Penjelasan teoritis sebagai basis atau komparasi analisis dalam melakukan penelitian. Bahasan ditekankan pada penjabaran disiplin keilmuan tertentu sesuai dengan bidang penelitian yang akan dilakukan dan sedapat mungkin mencakup seluruh perkembangan teori keilmuan tersebut sampai perkembangan terbaru, yang diungkap secara akumulatif dan didekati secara analitis; 7. Penelitian Terdahulu. Bahasan ditekankan pada penulusuran karya-karya dan penelitian dengan tema yang sama atau mirip pada masa-masa sebelumnya hingga saat penulisan proposal. Berdasarkan penjabaran tersebut, posisi penelitian yang akan dilakukan harus dijelaskan; 8. Metode Penelitian. Penjelasan metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian. Bahasan ditekankan pada metode yang sesuai dan benar-benar akan digunakan dalam penelitian/ pembahasan; 9. Sistematika Bahasan. Pengungkapan alur bahasan sehingga dapat diketahui logika penyusunan dan koherensi antara satu bagian dan bagian yang lain. Karena itu lebih ditekankan pada “mengapa” ditulis dan bukan “apa” yang ditulis; 10. Out line Penelitian. Rencana penelitian harus dilengkapi dengan out line penelitain secara garis besar, sehingga dapat dijadikan kerangka acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 11. Daftar Kepustakaan Sementara. Bahan-bahan yang sampai penulisan proposal direncanakan akan dijadikan rujukan untuk penelitian dan penulisan perlu disebutkan dalam proposal. Melalui bimbingan, kuliah MKPD (jika diperlukan), dan lainnya tidak menutup kemungkinan ada tambahan sumber kepustakaan, atau boleh jadi pengurangan sumber yang telah tercantum. Format Tesis dan Disertasi 1. Tesis atau disertasi terdiri dari bagian depan, bagian substansi dan bagian belakang. 2. Bagian depan tesis atau disertasi terdiri dari sampul depan, sampul dalam, pernyataan keaslian, persetujuan pembimbing atau promotor, persetujuan tim penguji, pedoman transliterasi, motto (jika dianggap perlu), abstrak, ucapan terima kasih, daftar isi, dan daftar tabel atau gambar (jika ada). 3. Bagian substansi terdiri dari pendahuluan (yang pada prinsipnya sama dengan format proposal no. 1-9), pokok bahasan (sesuai jenis penelitian) dan penutup (kesimpulan, implikasi teoritik, keterbatasan studi, dan saran (rekomendasi) 4. Bagian belakang terdiri dari glossarj (jika ada), daftar kepustakaan, lampiran (jika ada) dan daftar riwayat hidup penulis. PENULISAN ABSTRAK TESIS DAN DISERTASI 1. Abstrak tesis ditulis dalam bahasa Indonesia (dianjurkan juga dalam bahasa Arab dan Inggris) berisi judul tesis, nama penulis, kata kunci, dan persoalan yang menjadi fokus penelitian, pendekatan/metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Abstrak tesis tidak boleh lebih dari 250 kata, dalam satu halaman dengan satu spasi (untuk abstrak bahasa Indonesia dan Inggris, sedang untuk bahasa Arab menyesuaikan). 2. Abstrak disertasi harus ditulis dalam bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris, berisi judul disertasi, nama penulis, kata kunci, dan fokus penelitian, pendekatan/metode, dan hasil penelitian. Abstrak disertasi tidak boleh lebih dari 250 kata, dalam satu halaman dengan satu spasi (untuk abstrak bahasa Indonesia dan Inggris, sedang untuk bahasa Arab menyesuaikan). VOLUME PROPOSAL, TESIS DAN DISERTASI 1. Volume/ketebalan proposal tesis sekurang-kurangnya 15 halaman dan paling banyak 20 halaman. Sedangkan untuk proposal disertasi sekurang-kurangnya 25 halaman, dan paling banyak 30 halaman. 2. Volume/ketebalan substansi tesis sekurang-kurangnya 80 halaman kertas HVS kwarto (21,5 x 29,7cm) 80 gram, warna putih, dan paling banyak 160 halaman spasi ganda dengan font Times New Roman 12. 3. Volume/ketebalan substansi disertasi sekurang-kurangnya 160 halaman kertas HVS kwarto (21,5 x 29,7cm) 80 gram, warna putih, dan paling banyak 320 halaman spasi ganda dengan font Times New Arabic 12. sedangkan untuk bahasa Arab font Arabic Transparent 16. PENULISAN NOMOR HALAMAN KARYA ILMIAH 1. Halaman bagian depan tesis atau disertasi menggunakan huruf Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst.) 2. Penghitungan dimulai dari halaman sampul dalam tetapi tidak diberi nomor. 3. Halaman bab pendahuluan dan seterusnya diberi nomor dengan angka Arab (1, 2, 3, dst). 4. Pada halaman judul bab, nomor halaman tidak dicantumkan tetapi tetap dihitung. 5. Nomor halaman ditulis di bagian kanan atas (1,5 cm dari teks). 6. Pola penomoran; nomor bab dengan angka Romawi, sub bab dengan huruf besar, anak sub bab dengan angka Arab, bagian anak sub bab dengan huruf kecil. Untuk bagian selanjutnya dengan angka Arab yang diikuti tutup kurung, berikutnya dengan huruf kecil yang diikuti kurung tutup. PENULISAN FOOTNOTE KARYA ILMIAH 1. Penulisan catatan kaki yang merujuk kepada buku dimulai dengan nama pengarang, tanpa dibalikdan tanpa gelar, diikuti koma, judul buku yang ditulis miringatau digarisbawahi, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, kom, tahun penerbit, kurung tutup, koma, nomor halaman, dan diakhiri dengan titik. 2. Jika buku tersebut dikutip lagi tanpa diselingi dengan kutipan lain, maka ditulis; Ibid, titik, koma, nomor halaman pengutipan, dan titik. 3. Jika mengutip kepada duapenulis yang sama secara berurutan dalam catatan kaki, tapi berbeda karya, maka ditulis utuh dengan ketentuan seperti pengutipan pertama kali. 4. Untuk sumber yang berasal dari surat kabar dan sejenisnya, penulisan catatan kaki adalah nama penulis, koma, judul artikel yang diletakkan dalam tanda petik, koma, halaman, dan titik. 5. Catatan kaki yang merujuk kepada al-Qur’an, caranya adalah penuliasn kata “al-Qur’an dengan huruf yang tegak, tidak miring, dan tidak digarisbawahi, koma, nomor surat, kurung buka, nama surat, kurung tutup, titik dua, nomor ayat, dan titik. 6. Nomor catatan kaki, pada setiap bab dinomori dari awal. Contoh Sistematika Penulisan BAB I/PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah yang mendasari pentingnya diadakan penelitian, identifikasi, pembatasan dan perumusan Masalah Penelitian, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian yang diharapkan, dan Hipotesis yang diajukan serta Sistematika Penulisan. BAB II/TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini berisi Tinjauan teori yang mendiskripsikan pengertian, jenis-jenis dan prinsip dasar, Media Komunikasi dan Saluran Komunkasi, Hubungan Masyarakat dan teori Profesionalisme. BAB III/METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang Disain Penelitian, Operasional Variabel dan Pengukuran, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data yang digunakan, Rancangan Uji Hipotesis serta Jadual Penelitian. BAB IV/HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan tentang Hasil Penelitian yang meliputi deskripsi Penerbitan Bulletin Bandara, Karakteristik Responden yang menjadi sampel penelitian, Distribusi Data, Pengujjian Persyaratan Analisis yang tediri atas Pengujian Validitas dan Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian, Pengukuran Koefisien Korelasi, Pengukuran Koefisien Determinasi dan Pengukuran Koefisien Regresi serta Pengujian Hipotesis; dan Pembahasan Hasil Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan analisis kualitatif. BAB V/KESIMPULAN DAN SARAN Berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian. CONTOH 1 : SISTEMATIKA PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman Judul ........................................................i Sertifikasi ..................................................................ii Halaman Pengesahan ..........................................iii Abstract .....................................................................iv Abstraksi ...................................................................v Kata Pengantar ........................................................vi Motto............................................................................ix Daftar Tabel .............................................................xii Daftar Gambar.........................................................xiv Daftar Lampiran.......................................................xv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................1 1.2. Identifikasi Masalah.........................................5 1.3. Perumusan Masalah.......................................6 1.4. TujuanPenelitian..............................................6 1.5. Kegunaan Penelitian……………....................6 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Telaah Pustaka..................................................9 2.2. Pengaruh Antar Variabel................................24 2.3. Penelitian Terdahulu .....................................26 2.4. Kerangka Pemikiran Teoritis .......................27 2.5. Dimensionalisasi Variabel............................28 2.6. Definisi Operasional Variabel.......................31 BAB III METODOLOGIPENELITIAN 3.1Metode Penelitian……………………………..32 3.2. Jenis dan Sumber Data .................................33 3.3. Populasi dan Sampling .................................34 3.4. Metode Pengumpulan Data ..........................35 3.5. Teknik Analisis Data........................................36 3.6. Uji Instrumen....................................................41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis data...................................................43 4.2. Pembahasan...................................................47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan......................................................58 5.2. Saran .................................................................61 Daftar Pustaka .........................................................66 Sstematika penelitian di atas hanya merupakan contoh, kemungkinan sistematika penelitian Disertasi, Tesis dan Skripsi agak berbeda dengan Sistematika Penelitian dari Universitas anda. Oleh karena itu anda harus menyesuaikan sistematika penelitian yang telah ditentukan oleh universitas anda. Namun contoh sistematika ini masih bermanfaat untuk penulisan proposal Disertasi, Tesis dan Skripsi. Untuk selanjutnya dapat disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Diposkan oleh rahadiansyah di 21.55 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Selasa, 26 Maret 2013 Tugas Nama :Rahadiansyah Npm :15210545 Kelas :3ea04 *Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. *Kalimat Deduktif dan Induktif a. Kalimat deduktif adalah pernyataan yang dimiliki dengan mengemukakan hal yang umum kemudian disusun dengan uraian yang khusus. Gagasan utama terdapat pada awal kalimat. Ciri-ciri kalimat deduktif adalah kalimat bisa berupa pendapat, pengadaan, atau definisi, letaknnya diawal paragraph. Contohnya, Masjid Alhambia di Spanyol termashur ke penjuru dunia karena keindahan arsitekturnya. b. Kalimat induktif adalah kalimat yang dimulai mengemukakan hal-hal yang khusus kemudian diakhiri dengan kesimpulan yang umum. Gagasan utama terletak pada akhir kalimat. Ciri-ciri kalimat induktif adalah bisa berupa pendapat, pernyataan, definisi dan kesimpulan letaknya diakhir paragraph. Contohnya, karena kecintaannya kepada desa kelahirannya maka ia membangun masjid dan jembatan di kampungnya Diposkan oleh rahadiansyah di 00.29 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Minggu, 25 November 2012 faktor faktor yang mempengaruhi pembelian blackberry SEBERAPA JAUH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN BLACKBERRy,DARI SEGI:UMUR,JENIS KELAMIN,DAN HOBI.,MENURUT PENDAPAT SAYA: *DARI SEGI UMUR: 1.DARI SEGI ORANG DEWASA ADANYA ANGGAPAN BAHWA MERKNYA LEBIH TERKENAL. 2.PADA KAUM REMAJA,MEMILIH BLACBERRRI DIKARENAKAN INGIN MENGIKUTI KELOMPOK PERGAULAN TERTENTU 3.Ponsel Blackberry memainkan peran penting dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari,dan gayahidup bagi kaum ramaja. *DARI SEGI JENIS KELAMIN 1.biasanya wanita lebih memilih blackberri dikarenakan fasilitas kamera,biasanya wanita lebih suka foto foto 2.bagi wanita blackberi dapat dijadikan sebagai aksesoris ,tampilan gaya 3.dan bisa terlihat lebih feminim *DARI SEGI HOBI: 1.memilih blackberri di karenakan banyak fiturnya yang dapat digunakan untuk permainan,video,dll 2.Saya membeli ponsel Blackberry karena ponsel tersebut memiliki fitur push e-mail 3.Secara keseluruhan fitur dalam Blackberry memuaskan untuk saya Diposkan oleh rahadiansyah di 20.05 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Senin, 05 November 2012 faktor faktor yang mempengaruhi produsen dalam pembelian suatu produk http://www.slideshare.net/rahadiansyah91/power-point-okkk Diposkan oleh rahadiansyah di 21.21 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook faktor faktor yg diperhatikan dalam pembelian gadget pakaian,sepatu http://www.slideshare.net/rahadiansyah91/power-poin-ok-15042903 Diposkan oleh rahadiansyah di 21.08 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Jumat, 05 Oktober 2012 Mengapa perusahaan/Produsen Perlu Membuat Segmentasi Pasar Terhadap Produknya? Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Tujuan diadakannya segmentasi oleh produsen adalah agar perusahaan dapat lebih baik memahami perilaku segmen-segmen pasar yang lebih homogeny sehingga dapat lebih baik dalam melayani kebutuhan-kebutuhan mereka. Program pemasaran dapat lebih diarahkan sesuai dengan perilaku dan kbutuhan masing-masingsegmen pasar. Selain itu, apabila pasar terlalu luas dan perilaku sangat beragam, perusahaan dapat memilih satu atau beberapa segmen pasar saja. Sehingga, kapasitas pasar dapat lebih sesuai dengan luas segmen-segmen pasar yang terbentuk. Pentingnya segmentasi pasar akan membawa manajer kedalam hal yang lebih serius yaitu minat masyarakat yang selalu berubah-ubah sehingga, para manajer di tuntut untuk tetap bisa memuaskan pelanggan dengan inovasi-inovasi baru. Karena tanpa di pungkuri saingan yang datang silih berganti dan menawarkan produk terbaru dengan inovasi baru sesuai dengan trend zaman sekarang. Kegiatan segementasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang berfsifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogeny. Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan mebagipasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah. Pembahasan Basis segmentasi Pasar. Dasar dari penentuan segmentasi pasar adalah segmentasi yang berfokus pada kelompok organisasional yang membeli produk dan jasa untuk dijual kembali atau proses menjadi produk lain yang akan di jual untuk kepentingan organisasinya atau biasa yang diebut dengan segmentasi untuk Pasar Industrial dan segmentasi yang berfokus pada pemakaian barang akhir dalam hal ini, barang tersebut di konsumsi langsung atau yang disebut segmentasi Pasar Konsumen. Basis segmentasi Pasar Konsumen : Basis segmentasi (Pembagian) pasar bagi produk perusahaan satu dengan yang lain belum tentu sama. Basis segmentasi untuk pasar konsumen yang paling umum dapat digunakan adalah aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. a. Geografis (wilayah, pemukiman, perkotaan dsb) Segmentasi geografis membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografis seperti Negara, regional, propinsi, kota, wilayah, kecamatan, wilayah kelurahan dab kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilyah geografis ini atau beroperasi di semua wilyah tetapi tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan psikologis konsumen. Banyak perusahaan dewasa ini “merigionalkan” program pemasaran produknya, dengan melokalkan produk, iklan, promosi dan usaha penjualan agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing regional, kota, bahkan kompelks perumahan. b. Demografis (usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan,dsb) Segmentasi pasar demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variable seperti jenis kelamin, umur, status, perkawinan, jumlah keluarga, umur anak, pendapatan, jabatan, lokasi geografi, mobilitas, kepemilikan rumah, pendidikan, agama, ras atau kebangsaan. Factor-faktor demografi ini merupakan dasar paling popular untuk membuat segmen kelompok konsumen. Alasan utamanya, yakni kebutuhan konsumen, keinginan, dan mudah diukur. Bahkan, kalau segmen pasar mula-mula ditentukan menggunakan dasar lain, maka karakteristik demografis pasti diketahui agar mengetahui besar pasar sasaran dan untuk menjangkau secara efisiensi. • Umur dan Tahap Daur Ulang Perusahaan menggunkan seg,entasi umur dan daur hidup, yakni menawarkan produk berbeda atau menggunakan pendekatan pemasaran yang berbeda untuk kelompok umur dan daur hidup berbeda. Misalnya, beberapa perusahaan makanan ringan “ciki” membuat produknya untuk konsumsi kaum anak-anak remaja. • Jenis Kelamin Perusahaan menggunkan segmentasi jenis kelamin utnuk memasarkan produknya, misalnya pakaian, kosmetik, dan majalah. Banyak perusahaan kosmetika, yang mengembangkan produk parfum yang hanya ditujukan kepada para wanita atau kaum pria • Pendapatan Pemasar produk telah lama menggunkan pendapatan menjadi segmentasi pemasaran produk jasanya, seperti mobil, kapal, pakaina, kosmetik dan jasa transportasi. Banyak perusahaan membidik konsumen menengah atas dengan barang-barang mewah dan jasa transportasi. Sebaliknya ada beberapa perusahaan kecil yang membidik konsumen dengan level social-ekonomi menengah ke bawah. • Segmentasi Demografis multivariasi Perusahaan banyak yang mensegmentasi pasar dengan menggabungkan dua atau lebih variable demografis. Misalnya, satu pemasaran produk yang segmentasi pasarnya diarahkan pada umur dan jenis kelamin. c. Psikografis (sikap, motivasi, persepsi, dsb.) Segmentasi psikografi membagi pemebeli menjadi kelompok berebda berdasarkan pada karakteristik kelas social, gaya hidup, atau kepribadian. Dalam kelompok demografi, orang yang berbeda dapat mempunyai cirri psikografi yang berbeda. • Kelas Sosial Kelas social etrnyata mempunyai pengaruh kuat pada pemilihan jenis mobil, pakaian, perabot rumah tangga, property, dan rumah. Pemasar menggunakan variable kelas sebagai segmentasi pasar. • Gaya Hidup Minat manusia dalam berbagai barang di pengaruhi oleh gaya hidupnya, dan barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut. Atas dasar itu, banyak pemasar atau produsen yang mensegmentasi pasarnya berdasarkan gaya hidup konumennya. Sebagai missal, banyak produsen pakaian remaja yang mengembangkan desain produknya sesuai dengan selera dan gaya hidup remaja. • Kepribadian Para pemasar juga menggunakan variable kepribadian untuk mensegmentasi pasar, memberikan kepribadian produk mereka yang berkaitan dengan kepribadian konsumen. Strategi segmentasi pasar yang berhasil berdasarkan pada kepribadian telah dipergunkan untuk produk seperti kosmetik, rokok, dan minuman ringan. d. Kebisaan (Membeli, mengkonsumsi, dsb.) Kebiasaan atau tingkah laku mengelompokkan pemebeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar meyakini bahwa variable tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. Basis Segmentasi Pasar Industrial : Basis segmentasi untuk pasar industrial adalah aspek geografis, demografis, karekteristik operasional, pendekatan pembelian, afktor situasinal, dan karekteristik-karakteristik personal. a. Georafis (wialyah, sentra industry dan perdagangan) b. Demografis (Jenis Industri, kapasitas atau luas produksi) c. Variabel opeasional (tingkat teknologi, pola konsumsi, kapabilitas dan kebutuhan pelanggan) d. Pendekatan pembelian (tingkat wewenang bagian pembelian, struktur wewenan, kebijakan pembelian, criteria pembelian) e. Factor situasional (tingkat kepentingan, penggunaan, tingkat pemesanan) f. Karakteristik personal (kesamaan pembeli-penjual, sikap terhadap resiko, tingkat loyalitas terhadap pemasok) Kriteria Efektifitas Segmentasi Pasar : Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi agar segmentasi pasar dapat efektif, yaitu : a. Dapat dijangkau(accesable) Segmen pasar yang sudah ada di bentuk atau direncanakan belum tentu semua dapat dijangkau atau dilayani oelh perusahaan. Karena adanya hambatan transportasi, luas wilayah, jarak atau karena perilaku masyarakat tertentu, segmen-segmen pasar tersebut tidak tahu atau belum dapat dicapai. b. Dapat diukur (measurable) Meskipun perilaku bagian-bagian pasar adalah heterogen, tetapi dalam kenyataannya sulit untuk melakukan pengukuran perbedaan-perbedaan tersebut. Criteria dasar pembagian pasar perlu dinyatakan secara jelas dan nyata sehingga perbedaannya menjadi jelas. c. Memberikan keuntungan Segmentasi pasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Apabila segmen-segmen pasar yang telah terbentuk masing-masing atau sebagian besar tidak memberikan keuntungan dari perbedaan tersebut, maka usaha ini tidaj bermanfaat. Artinya hanyalah segmen-segmen yang memberikan peluang untuk keuntungan rancangan tersebut bermanfaat. Penetapan Sasaran Pasar Sasaran pasar adalah pasar yang akan dilayani perusahaan. Sasaran pasar perlu ditetapkan terlebih dahlu agar strategi dan program pemasaran dapat lebih terarah pada sasarannya. Untuk menetapkan sasaran pasarnya, perusahaan perlu terlebih dahulu melakukan penilaian masing-masing kelompok pasar. Segmentasi pasar memberikan peluang bagi perusahaan untuk menentukkan kelompok pasar yang akn dipilih sebagai sasarannya. Ada beberapa factor yang perlu diperhatikan sebagai dasar penilaian masing-masing segmentasi pasar. a. Luas dan pertumbuhan segmen pasar Perusahaan perlu melihat perkiraan luas pasar, pertumbuhan dan keuntungan pasar dan proyeksinya di masa depan untuk masing-masing segmen. Luas dan pertumbuhan pasar yang tinggi memang menarik, tetapi memerlukan usaha dan sumberdaya yang tinggi pula. Seringkali perusahaan memilih segmen pasar yang potensial memberikan keuntungan dimasa depan. b. Struktur pasar Potensial pasar menunjukkan kemampuan pasar memberikan hasilnya bagi perusahaan. Akan tetapi, struktur pasarlah yang menentukkan kemampuan potensi pasar tersebut untuk jangka panjang. Komponen struktur pasar meliputi : situasi persaingan, pengaruh pemasok, kekuatan pembeli, dan barang-barang pengganti maupun komplementernya. Kekuatan komponen struktur pasar ini merupakan kekuatan lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kedudukan pasar dalam jangka panjang. c. Tujuan dan kapasitas perusahaan Meskipun luas, pertumbuhan, dan struktur pasar cukup menarik, tetapi yang paling menentukkan adalah tujuan serta kemampuan perusahaan untuk menguasai sasaran pasarnya. Oleh karena itu, tidak hanya analisis eksternal yang diperlukan, tetapi juga diperlukan analisis internal perusahaan. Proses Segmentasi Pasar Proses segmentasi mempunyai beberapa langkah. a. Identifikasi basis segmentasi pasar b. Mengumpulkan informasi pasar c. Mengembangkan komposisi profil segmen d. Penetapan konsekuensi pemasaran e. Estimasi masing-masingpotensi segmen pasar f. Analisis peluang pasar g. Penetapan penguasaan pasar Penutup segmentasi pasar adalah strategi pemasaran yang efektif karena secara langsung produseb dapat mempelajari karakteristik pelanggan. Hal ini, dapat terwujud apabila produsen melakukan survey dan penelitian sehingga produsen dapat tepat sasaran dan dapat menentukkan tujuan perusahaan mulai dari produk apa yang akan dijual, dan produk yang sedang laku perusahaan. Selain itu, pemasaran sebagai suatu proses tidak mungkin mengabaikan penggunaan sumberdaya manusia (karyawan manajemen dan non-manajemen) yang bermutu. Hal ini berkait dengan pemahaman tentang arti, dimensi, dan praktek pemasaran yang selain mengandung konsep ekonomi dan antropologi, juga tidak lepas dari konsep sosiologi dan psikologi. Misalnya bagaimana lewat survei pasar dapat diketahui segmen pasar yang tepat dan perilaku pasarnya. Untuk itu perlu digunakan pengetahuan antropologi, sosiologi dan psikologi. Begitu pula untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan pelanggan dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan mempromosikan produk. Kemudian ketika akan mempromosikan produk maka sebelumnya diperlukan koordinasi antara manajer departemen produksi, pemasaran, dan departemen finansial. Semakin baik koordinasi semakin terpenuhinya produk yang dibutuhkan konsumen atau pelanggan. Koordinasi itu sendiri baru bisa berhasil efektif jika mutu kepemimpinan manajer dan etos kerja karyawannya tinggi. Selain itu perusahaan harus memiliki SDM yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan teknologi baru, sistem informasi, dan jejaring pemasaran baru. Daftar Pustaka Budiarto, teguh. 1993. Dasar Pemasaran. Jakarta: Universitas Gunadarma Jurini, kristanti puji winah. 2003. Menetapkan Segmentasi Pasar. Jakarta. Diposkan oleh rahadiansyah di 02.16 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Mengapa perusahaan/Produsen Perlu Membuat Segmentasi Pasar Terhadap Produknya? Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Tujuan diadakannya segmentasi oleh produsen adalah agar perusahaan dapat lebih baik memahami perilaku segmen-segmen pasar yang lebih homogeny sehingga dapat lebih baik dalam melayani kebutuhan-kebutuhan mereka. Program pemasaran dapat lebih diarahkan sesuai dengan perilaku dan kbutuhan masing-masingsegmen pasar. Selain itu, apabila pasar terlalu luas dan perilaku sangat beragam, perusahaan dapat memilih satu atau beberapa segmen pasar saja. Sehingga, kapasitas pasar dapat lebih sesuai dengan luas segmen-segmen pasar yang terbentuk. Pentingnya segmentasi pasar akan membawa manajer kedalam hal yang lebih serius yaitu minat masyarakat yang selalu berubah-ubah sehingga, para manajer di tuntut untuk tetap bisa memuaskan pelanggan dengan inovasi-inovasi baru. Karena tanpa di pungkuri saingan yang datang silih berganti dan menawarkan produk terbaru dengan inovasi baru sesuai dengan trend zaman sekarang. Kegiatan segementasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang berfsifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogeny. Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan mebagipasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah. Pembahasan Basis segmentasi Pasar. Dasar dari penentuan segmentasi pasar adalah segmentasi yang berfokus pada kelompok organisasional yang membeli produk dan jasa untuk dijual kembali atau proses menjadi produk lain yang akan di jual untuk kepentingan organisasinya atau biasa yang diebut dengan segmentasi untuk Pasar Industrial dan segmentasi yang berfokus pada pemakaian barang akhir dalam hal ini, barang tersebut di konsumsi langsung atau yang disebut segmentasi Pasar Konsumen. Basis segmentasi Pasar Konsumen : Basis segmentasi (Pembagian) pasar bagi produk perusahaan satu dengan yang lain belum tentu sama. Basis segmentasi untuk pasar konsumen yang paling umum dapat digunakan adalah aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. a. Geografis (wilayah, pemukiman, perkotaan dsb) Segmentasi geografis membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografis seperti Negara, regional, propinsi, kota, wilayah, kecamatan, wilayah kelurahan dab kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilyah geografis ini atau beroperasi di semua wilyah tetapi tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan psikologis konsumen. Banyak perusahaan dewasa ini “merigionalkan” program pemasaran produknya, dengan melokalkan produk, iklan, promosi dan usaha penjualan agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing regional, kota, bahkan kompelks perumahan. b. Demografis (usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan,dsb) Segmentasi pasar demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variable seperti jenis kelamin, umur, status, perkawinan, jumlah keluarga, umur anak, pendapatan, jabatan, lokasi geografi, mobilitas, kepemilikan rumah, pendidikan, agama, ras atau kebangsaan. Factor-faktor demografi ini merupakan dasar paling popular untuk membuat segmen kelompok konsumen. Alasan utamanya, yakni kebutuhan konsumen, keinginan, dan mudah diukur. Bahkan, kalau segmen pasar mula-mula ditentukan menggunakan dasar lain, maka karakteristik demografis pasti diketahui agar mengetahui besar pasar sasaran dan untuk menjangkau secara efisiensi. • Umur dan Tahap Daur Ulang Perusahaan menggunkan seg,entasi umur dan daur hidup, yakni menawarkan produk berbeda atau menggunakan pendekatan pemasaran yang berbeda untuk kelompok umur dan daur hidup berbeda. Misalnya, beberapa perusahaan makanan ringan “ciki” membuat produknya untuk konsumsi kaum anak-anak remaja. • Jenis Kelamin Perusahaan menggunkan segmentasi jenis kelamin utnuk memasarkan produknya, misalnya pakaian, kosmetik, dan majalah. Banyak perusahaan kosmetika, yang mengembangkan produk parfum yang hanya ditujukan kepada para wanita atau kaum pria • Pendapatan Pemasar produk telah lama menggunkan pendapatan menjadi segmentasi pemasaran produk jasanya, seperti mobil, kapal, pakaina, kosmetik dan jasa transportasi. Banyak perusahaan membidik konsumen menengah atas dengan barang-barang mewah dan jasa transportasi. Sebaliknya ada beberapa perusahaan kecil yang membidik konsumen dengan level social-ekonomi menengah ke bawah. • Segmentasi Demografis multivariasi Perusahaan banyak yang mensegmentasi pasar dengan menggabungkan dua atau lebih variable demografis. Misalnya, satu pemasaran produk yang segmentasi pasarnya diarahkan pada umur dan jenis kelamin. c. Psikografis (sikap, motivasi, persepsi, dsb.) Segmentasi psikografi membagi pemebeli menjadi kelompok berebda berdasarkan pada karakteristik kelas social, gaya hidup, atau kepribadian. Dalam kelompok demografi, orang yang berbeda dapat mempunyai cirri psikografi yang berbeda. • Kelas Sosial Kelas social etrnyata mempunyai pengaruh kuat pada pemilihan jenis mobil, pakaian, perabot rumah tangga, property, dan rumah. Pemasar menggunakan variable kelas sebagai segmentasi pasar. • Gaya Hidup Minat manusia dalam berbagai barang di pengaruhi oleh gaya hidupnya, dan barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut. Atas dasar itu, banyak pemasar atau produsen yang mensegmentasi pasarnya berdasarkan gaya hidup konumennya. Sebagai missal, banyak produsen pakaian remaja yang mengembangkan desain produknya sesuai dengan selera dan gaya hidup remaja. • Kepribadian Para pemasar juga menggunakan variable kepribadian untuk mensegmentasi pasar, memberikan kepribadian produk mereka yang berkaitan dengan kepribadian konsumen. Strategi segmentasi pasar yang berhasil berdasarkan pada kepribadian telah dipergunkan untuk produk seperti kosmetik, rokok, dan minuman ringan. d. Kebisaan (Membeli, mengkonsumsi, dsb.) Kebiasaan atau tingkah laku mengelompokkan pemebeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar meyakini bahwa variable tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. Basis Segmentasi Pasar Industrial : Basis segmentasi untuk pasar industrial adalah aspek geografis, demografis, karekteristik operasional, pendekatan pembelian, afktor situasinal, dan karekteristik-karakteristik personal. a. Georafis (wialyah, sentra industry dan perdagangan) b. Demografis (Jenis Industri, kapasitas atau luas produksi) c. Variabel opeasional (tingkat teknologi, pola konsumsi, kapabilitas dan kebutuhan pelanggan) d. Pendekatan pembelian (tingkat wewenang bagian pembelian, struktur wewenan, kebijakan pembelian, criteria pembelian) e. Factor situasional (tingkat kepentingan, penggunaan, tingkat pemesanan) f. Karakteristik personal (kesamaan pembeli-penjual, sikap terhadap resiko, tingkat loyalitas terhadap pemasok) Kriteria Efektifitas Segmentasi Pasar : Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi agar segmentasi pasar dapat efektif, yaitu : a. Dapat dijangkau(accesable) Segmen pasar yang sudah ada di bentuk atau direncanakan belum tentu semua dapat dijangkau atau dilayani oelh perusahaan. Karena adanya hambatan transportasi, luas wilayah, jarak atau karena perilaku masyarakat tertentu, segmen-segmen pasar tersebut tidak tahu atau belum dapat dicapai. b. Dapat diukur (measurable) Meskipun perilaku bagian-bagian pasar adalah heterogen, tetapi dalam kenyataannya sulit untuk melakukan pengukuran perbedaan-perbedaan tersebut. Criteria dasar pembagian pasar perlu dinyatakan secara jelas dan nyata sehingga perbedaannya menjadi jelas. c. Memberikan keuntungan Segmentasi pasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Apabila segmen-segmen pasar yang telah terbentuk masing-masing atau sebagian besar tidak memberikan keuntungan dari perbedaan tersebut, maka usaha ini tidaj bermanfaat. Artinya hanyalah segmen-segmen yang memberikan peluang untuk keuntungan rancangan tersebut bermanfaat. Penetapan Sasaran Pasar Sasaran pasar adalah pasar yang akan dilayani perusahaan. Sasaran pasar perlu ditetapkan terlebih dahlu agar strategi dan program pemasaran dapat lebih terarah pada sasarannya. Untuk menetapkan sasaran pasarnya, perusahaan perlu terlebih dahulu melakukan penilaian masing-masing kelompok pasar. Segmentasi pasar memberikan peluang bagi perusahaan untuk menentukkan kelompok pasar yang akn dipilih sebagai sasarannya. Ada beberapa factor yang perlu diperhatikan sebagai dasar penilaian masing-masing segmentasi pasar. a. Luas dan pertumbuhan segmen pasar Perusahaan perlu melihat perkiraan luas pasar, pertumbuhan dan keuntungan pasar dan proyeksinya di masa depan untuk masing-masing segmen. Luas dan pertumbuhan pasar yang tinggi memang menarik, tetapi memerlukan usaha dan sumberdaya yang tinggi pula. Seringkali perusahaan memilih segmen pasar yang potensial memberikan keuntungan dimasa depan. b. Struktur pasar Potensial pasar menunjukkan kemampuan pasar memberikan hasilnya bagi perusahaan. Akan tetapi, struktur pasarlah yang menentukkan kemampuan potensi pasar tersebut untuk jangka panjang. Komponen struktur pasar meliputi : situasi persaingan, pengaruh pemasok, kekuatan pembeli, dan barang-barang pengganti maupun komplementernya. Kekuatan komponen struktur pasar ini merupakan kekuatan lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kedudukan pasar dalam jangka panjang. c. Tujuan dan kapasitas perusahaan Meskipun luas, pertumbuhan, dan struktur pasar cukup menarik, tetapi yang paling menentukkan adalah tujuan serta kemampuan perusahaan untuk menguasai sasaran pasarnya. Oleh karena itu, tidak hanya analisis eksternal yang diperlukan, tetapi juga diperlukan analisis internal perusahaan. Proses Segmentasi Pasar Proses segmentasi mempunyai beberapa langkah. a. Identifikasi basis segmentasi pasar b. Mengumpulkan informasi pasar c. Mengembangkan komposisi profil segmen d. Penetapan konsekuensi pemasaran e. Estimasi masing-masingpotensi segmen pasar f. Analisis peluang pasar g. Penetapan penguasaan pasar Penutup segmentasi pasar adalah strategi pemasaran yang efektif karena secara langsung produseb dapat mempelajari karakteristik pelanggan. Hal ini, dapat terwujud apabila produsen melakukan survey dan penelitian sehingga produsen dapat tepat sasaran dan dapat menentukkan tujuan perusahaan mulai dari produk apa yang akan dijual, dan produk yang sedang laku perusahaan. Selain itu, pemasaran sebagai suatu proses tidak mungkin mengabaikan penggunaan sumberdaya manusia (karyawan manajemen dan non-manajemen) yang bermutu. Hal ini berkait dengan pemahaman tentang arti, dimensi, dan praktek pemasaran yang selain mengandung konsep ekonomi dan antropologi, juga tidak lepas dari konsep sosiologi dan psikologi. Misalnya bagaimana lewat survei pasar dapat diketahui segmen pasar yang tepat dan perilaku pasarnya. Untuk itu perlu digunakan pengetahuan antropologi, sosiologi dan psikologi. Begitu pula untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan pelanggan dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan mempromosikan produk. Kemudian ketika akan mempromosikan produk maka sebelumnya diperlukan koordinasi antara manajer departemen produksi, pemasaran, dan departemen finansial. Semakin baik koordinasi semakin terpenuhinya produk yang dibutuhkan konsumen atau pelanggan. Koordinasi itu sendiri baru bisa berhasil efektif jika mutu kepemimpinan manajer dan etos kerja karyawannya tinggi. Selain itu perusahaan harus memiliki SDM yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan teknologi baru, sistem informasi, dan jejaring pemasaran baru. Daftar Pustaka Budiarto, teguh. 1993. Dasar Pemasaran. Jakarta: Universitas Gunadarma Jurini, kristanti puji winah. 2003. Menetapkan Segmentasi Pasar. Jakarta. Diposkan oleh rahadiansyah di 02.13 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Posting Lama Beranda Langganan: Entri (Atom) Pengikut Arsip Blog