Sabtu, 17 Maret 2012

Wayang kulit

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.
Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.
Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.

Pembuatan

Wayang kulit dibuat dari bahan kulit kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran, perbuah wayang membutuhkan sekitar ukuran 50 x 30 cm kulit lembaran yang kemudian dipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih, kecil, besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya berbeda-beda.
Namun pada dasarnya, untuk menata atau membuat berbagai bentuk lubang ukiran yang sengaja dibuat hingga berlubang. Selanjutnya dilakukan pemasangan bagian-bagian tubuh seperti tangan, pada tangan ada dua sambungan, lengan bagian atas dan siku, cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Tangkai yang fungsinya untuk menggerak bagian lengan yang berwarna kehitaman juga terbuat berasal dari bahan tanduk kerbau dan warna keemasannya umumnya dengan menggunakan prada yaitu kertas warna emas yang ditempel atau bisa juga dengan dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada, hasilnya jauh lebih baik, warnanya bisa tahan lebih lama dibandingkan dengan yang bront.

Jenis-jenis Wayang Kulit Berdasar Daerah

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3b/WayangKulit_Scene_Zoom.JPG/160px-WayangKulit_Scene_Zoom.JPG
http://bits.wikimedia.org/skins-1.19/common/images/magnify-clip.png
Wayang kulit dilihat pada sisi bayangannya.

                        Wayang siam

Wayang siam adalah kesenian tradisional wayang yang populer di Kelantan, Malaysia. Wayang Siam dimainkan oleh seorang dalang, didampingi oleh delapan orang pemain musik. Wayang siam dimainkan dalam bahasa Melayu logat Kelantan.
Asal wayang siam tidak jelas. Beberapa bukti menunjukkan kesenian ini berasal dari Jawa, terlihat dari istilah-istilah panggung yang berasal dari bahasa Jawa. Namun menurut para dalang di Kelantan wayang siam berasal dari Patani, yang sekarang menjadi wilayah Thailand. Itulah sebabnya kesenian ini diberi nama wayang siam.
Kisah yang ditampilkan dalam kesenian wayang siam didasarkan pada versi cerita rakyat Melayu dari Ramayana, Cerita Mahraja Wana. Nama Wana adalah versi Melayu dari Rahwana. Kisah ini berbeda dari versi literer dalam sastra Melayu, Hikayat Seri Rama.
Di Kelantan terdapat pula jenis kesenian wayang lain, yang disebut sebagai wayang jawa. Seperti namanya wayang jawa tidak lebih dari versi Kelantan dari wayang purwa, namun ditampilkan dalam logat Kelantan. Wayang jawa merupakan kesenian istana, berbeda dengan wayang siam yang merupakan kesenian.


Wak Dogol
Begitu juga dengan munculnya tokoh bernama Pak Dogol yang memiliki karakter serupa dengan Semar di dalam pewayangan Jawa, atau Epong di Thailand, dan Pak Kadir di Trengganu, Malaysia. Pak Dogol ini merupakan sosok yang memiliki kekuatan super melebihi semua dewa yang ada di kahyangan. Ia menjelma dalam pelbagai wujudnya dan turun ke bumi untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan pada umat manusia.

Kendati nilai-nilai Islam ditekankan dalam penokohan Wayang Siam, ritual-ritual bernuansa Hindu dan Animisme masih tetap dilakukan, seperti upacara mengusir marabahaya dan gangguan dari kekuatan roh-roh jahat (exorcism) dengan memohon pada dewa tertentu serta kekuatan semesta oleh bomoh (sebutan lokal untuk dukun atau pawang keselamatan).

 Barbara S. Wright menjelaskan bahwa praktik-praktik yang bernuansa mistisisme tersebut merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dalam seni pertunjukan ini. Karenanya, rituil-rituil mistis yang direpresentasikan di sana harus dilestarikan karena mempengaruhi keutuhan dari kesenian Wayang Siam sebagai produk kebudayaan masyarakat Kelantan.
Di lain pihak, hal ini ternyata memunculkan pertentangan ketika ia—Wayang Siam—dipertemukan dengan gerakan purifikasi Islam di Malaysia oleh Kaum Muda, di mana nilai-nilai dalam seni pertunjukan ini dianggap bertolakbelakang dengan nilai-nilai Islam. Isyu syirik terhadap para dalanglah ditempatkan di garis terdepan untuk secara strategis “mematikan” eksistensinya, dan hal ini merupakan sebuah bentuk opresi sosial, yang kemudian membuat mereka (para dalang) tidak lagi mendapatkan perannya sebagai seniman (baca: pelestari budaya) dalam dinamika kebudayaan masyarakat Kelantan.
Kendati demikian, Wayang Siam oleh pemerintah Malaysia tetap dianggap sebagai warisan budaya dan saat ini dapat disaksikan pada ruang-ruang ekshibisi di beberapa museum di Malaysia.
  Wayang kulit adalah satu permainan tradisi yang menggunakan patung-patung wayang dengan iringan alat muzik tradisional. Patung2-patung wayang di bentuk, di tatah dan di ukir mengikut kehendak watak-watak dalam cerita yang di lakonkan. Di negara Malaysia ada terdapat empat jenis wayang kulit kesemuanya iaitu wayang kulit kelantan, wayang kulit melayu, wayang kulit gedek dan wayang kulit purwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar